I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Itik petelur dalam hal
ini akan penulis jadikan sebagai komoditi utama. Telur yang dihasilkan akan
menjadi prioritas utama penulis disamping pemanfaatan daging itik. Sebab itulah
penyusunan analisis SWOT, lembaga pemasaran, saluran pemasaran, strategi
pemasaran, dan rantai pemasaran dilakukan. Hal ini berguna untuk kelancaran dan
evaluasi usaha budidaya itik petelur ini.
Analisis SWOT sendiri adalah
metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths),
kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam
suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis (wikipedia, 2016). Sedang untuk
lembaga pemasaran ialah bagian-bagian yang menyelenggarakan kegiatan atau
fungsi pemasaran dengan nama barang-barang bergerak dari pihak produsen sampai
pihak konsumen (Hanifah, 1986) dan saluran pemasaran adalah pergerakan
barang-barang dari pihak produsen ke pihak konsumen melalui lembaga pemasaran.
Lanjut dengan strategi
pemasaran (marketing strategy) adalah gambaran besar mengenai hal yang akan
dilakukan oleh suatu perusahaan di suatu pasar. Ini lebih mengarah pada
bagaimana cara penulis memasarkan produk telur itik dan dagingnya. Terakhir
adalah rantai pemasaran yang mana dalam hal ini terdapat banyak cara penyaluran
barang dari produsen sampai ke konsumen.
1.2.
Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini antara lain
sebagai:
a) Analisis
SWOT dan Matriks SWOT
b) Lembaga
pemasaran
c) Saluran
pemasaran
d) Strategi
pemasaran
e) Rantai
pemasaran
II.
ANALISIS
SWOT BUDIDAYA ITIK PETELUR
Analisis SWOT budidaya itik petelur adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi berdasarkan logika, sehingga dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang
(opportunity), dan secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan
ancaman (threat) selama budidaya itik petelur.
Penyusunan analisis
meliputi dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal
meliputi kekuatan (strenght) yaitu hal-hal yang mempunyai pengaruh positif pada
usaha dan kekuatan (weakness) yaitu hal-hal yang tidak baik dalam usaha.
Selanjutnya faktor eksternal yang meliputi peluang (opportunity) yaitu hal-hal yang ada di masyarakat sekitar yang mempunyai pengaruh positif terhadap usaha dan ancaman (threat) yaitu hal-hal yang ada di masyarakat sekitar anda yang mempunyai pengaruh negatif terhadap usaha.
FAKTOR
INTERNAL
|
Kekuatan
(Strength)
|
Kelemahan
(Weakness)
|
1.
Kemampuan menghasilkan produk yang lebih baik dari
pesaing
2.
Bahan baku untuk pembuatan kandang ramah
lingkungan
3.
Adaptasi itik dengan lingkungan sangat cepat
4.
Adanya jalinan kerjasama dengan pedagang eceran
5.
Peternak yang telah berpengala-man atau memiliki
skill beternak
|
1.
Harga produk yang lebih mahal dari harga produk
pesaing
2.
Kandang yang bersifat sementara (kandang tidak
bertahan lama arena termakan waktu)
3.
Bibit yang digunakan tidak unggul
4.
Penggunaan pakan dan tata kelola sanitasi air yang
belum memadai
5.
Penjualan hasil telur yang masih segar tanpa
olahan
6.
Harga masih ditentukan oleh pedagang pengumpul
|
|
FAKTOR
EKSTERNAL
|
Peluang
(Opportunities)
|
Ancaman
(Threats)
|
1.
Ketersediaan lahan
2.
Bahan baku kandang yang tersedia
3.
Tersedia pakan utama
4.
Tersedianya pasar
5.
Peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun
6.
Produk telur itik menjadi terkenal dengan olahan
yang berbeda
7.
Pelanggan potensial meningkat
|
1.
Cuaca yang berubah ubah
2.
Fluktuasi harga bibit, pakan, obat obatan
3.
Kurangnya penyuluhan tentang usaha peternakan
itik, baik dibidang budidaya maupun pengolahan dan pemasaran
4.
Pesaing di sekitar anda (peternak itik petelur
lain)
5.
Adanya pajak atau kenaikan pajak jika usaha skala
besar
|
III.
MATRIKS
SWOT BUDIDAYA ITIK PETELUR
S-O (Kekuatan-Peluang)
Merupakan
situasi yang menguntungkan. Strategi yang diterapkan adalah mendukung kebijakan
pertumbuhan yang agresif.
1. Perbanyakan
itik petelur.
2. Menciptakan
kondisi pasar.
3. Melakukan
pembinaan peternak secara terpadu (formula pakan alternatif, pembuatan dan
penggunaan ramuan herbal secara terjadwal)
W-0 (Kelemahan-Peluang)
Meminimalkan
masalah masalah internal sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
1. Pengembangan
kerjasama antara peternak dan perusahaan yang menyediakan bibit.
2. Meningkatkan
peran dan fungsi dinas peternakan Kabupaten Magelang sebagai instansi teknis
dengan kebijakan yang berpihak kepada peternak.
S-T (Kekuatan-Ancaman)
Menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan strategi
diversifikasi.
1. Pengembangan
teknologi untuk peningkatan populasi produk bibit ternak itik.
2. Pengembangan
efisien usaha.
3. Peningkatan
manajemen sistem pemeliharaan ternak itik petelur
4. Peningkatan
aksebilitas terhadap pasar atau konsumen menengah ke atas akan itik petelur
(menjalin kerjasama dengan perusahaan serta kantor sebagai penyedia telur itik
yang berkualitas)
W-T
(Kelemahan-Ancaman)
Perusahaan harus
menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
1. Penerapan
teknologi formula pakan yang lebih murah yaitu dapat meningkatkan hasil
peternakan.
2. Peningkatan
produksi itik.
3. Pendidikan
formal dan non formal untuk meningkatkan sumber daya manusia.
IV.
LEMBAGA
PEMASARAN DAN SALURAN PEMASARAN BUDIDAYA ITIK PETELUR
Lembaga pemasaran :
Dalam
pemasaran daging itik dan telur itik, peternak atau produsen melalui lembaga pemasaran
sebagai berikut:
1. Pedagang
pengecer
2. Koperasi
3. Menawarkan
langsung ke konsumen (door to door) dengan bantuan brosur
Saluran
pemasaran :
Merupakan
beberapa organisasi yang saling bergantung, memiliki beragam fungsi serta
terlibat dalam pembuatan produk atau jasa yang disediakan untuk digunakan oleh
konsumen. Saluran Pemasaran dapat diartikan juga sebagai pergerakan
barang-barang dari pihak produsen ke pihak konsumen melalui lembaga tataniaga.
Menurut
Kotler ada dua jenis saluran pemasaran dengan masing masing empat tingkatan
saluran yaitu:
a. Saluran
pemasaran konsumen yang memiliki 4 tingkatan yaitu tingkat nol, tingkat satu,
tingkat dua, tingkat tiga.
b. Saluran
pemasaran industri yang memiliki 4 tingkatan yaitu tingkat nol, satu, dua, dan
tiga.
Pelanggan
mengharapkan Integrasi saluran yang ditandai oleh ciri ciri:
a. Kemampuan
untuk memesan produk secara online dan mengambilnya di lokasi eceran yang dekat
b. Kemampuan
untuk mengembalikan produk yang dipesan secara online ke Toko pengecer terdekat
c. Hak
untuk memperoleh diskon berdasarkan total pembelian online dari Toko
Dalam
hal ini kami memiliki saluran pemasaran untuk hasil budidaya itik petelur yaitu
saluran V : Peternak – Pedagang Eceran- Konsumen.
V.
STRATEGI
PEMASARAN BUDIDAYA ITIK PETELUR
Strategi pemasaran :
Strategi
pemasaran yang dilakukan ialah mengutamakan kepuasan pelanggan konsumen dengan
menyediakan produk daging itik segar dan telur yang masih fresh. Beberapa
strategi yang kami gunakan ialah:
1. Menjual
telur itik melalui pedagang eceran dan koperasi
2. Mengolah
telur itik menjadi telur asin
3.
Menawarkan daging itik yang sudah tidak
produktif dari pintu ke pintu dengan mengutamakan kesegaran daging.
VI.
RANTAI
PEMASARAN BUDIDAYA ITIK PETELUR
Rantai
pemasaran :
Rantai pemasaran adalah sebuah rangkaian atau
jaringan perusahaan yang bekerja secara bersama-sama untuk membuat dan
menyalurkan produk atau jasa kepada konsumen akhir. Rangkaian atau jaringan ini
terbentang dari penambang bahan mentah (dibagian hulu) sampai retailer / toko
(pada bagian hilir). Rantai pemasaran budidaya itik dapat dilihat pada bagan
dibawah.
Rantai Pemasaran
Hasil Budidaya Itik
![]() |
![]() |
|||||||
![]() |
||||||||
![]() |
![]() |
|||||||
![]() |
||||||||
![]() |
![]() |
|||||||
disusun oleh : ICHSANUL ARIN PRASETYOWATI |
0 komentar:
Posting Komentar